Memiliki tempat tinggal idaman, yang nyaman indah dan megah adalah impian semua orang. Keinginan yang sama ternyata juga dimiliki para calon penghuni di surga, kelak jika semua amal telah diperhitungkan (yaumul hisab) sehingga hanya ada dua calon penghuni yakni surga atau neraka. Pastinya kita juga menginginkan kelak di akhirat memiliki hunian yang nyaman, mewah, dan megah.
Kaum muslimin, dianjurkan untuk berdoa agar Allah SWT berkenan memberikan nikmat berupa rumah impian tersebut kelak di surga. Dalam kisah orang yang pertama kali memohon agar rumah surgawi tersebut dibangun adalah Asiyah binti Mazahim, istri Firaun. Asiyah termasuk mereka yang iman terhadap risalah Nabi Musa AS dan mengingkari klaim ketuhanan Firaun. Akibat penolakannya tersebut, dia mendapat siksaan yang berat.
Seperti diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Asiyah dijemur di bawah terik matahari. Kedua tangan dan kakinya, masing-masing diikat di tiang. Tiap kali mereka pergi meninggalkan Asiyah dalam ketersiksaan, para malaikat melindunginya dari sengatan matahari.
Pada detik-detik inilah, Asiyah bermunajat kepada Allah Swt agar kelak dibangunkan istana di surga, seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an,
“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS. At-Tahrim: 11)
Dan, ternyata, jejak Asiyah yang memohon rumah di surga ini, juga berlaku untuk umat Muhammad Saw. dimana melalui sabda-sabdanya Rasulullah Saw telah mengajarkan kepada ummatnya cara mendapatkan “istana” di surga.
Ada sejumlah amalan, yang memiliki balasan berupa rumah impian di surga nanti. Berikut ini di antara amalan dengan ganjaran rumah di surga:
- Berakhlak mulia (akhlakul karimah)
Akhlak, adalah inti dari agama. Manifesetasi Islam, dan iman seseorang akan terwujud melalui moralitas, pekerti, akhlak yang luhur. Dan untuk tujuan penyempuranaan akhlak inilah, Rasulullah SAW diutus.
Diriwayatkan dari Abu Umamah al-Bahili, Rasulullah SAW bersabda,” Aku menjamin rumah di surga paling rendah, bagi mereka yang meningglkan debat meski dia benar, menjamin rumah di surga level medium bagi mereka yang menghindari dusta, meski hanya tujuan bercanda, dan menjamin rumah di surga paling atas untuk mereka yang berakhlak bagus.”
- Menjenguk yang sakit
Bukan hanya lantaran menjenguk saudara yang sakit termasuk hak sesama Muslim, melainkan, anjuran mulia ini, juga akan diganjar rumah disurga oleh Allah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda,” Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau saudara karena Allah semata, seorang malaikat akan memanggil ‘Semoga engkau baik dan perjalananmu diberkahi dan sambutlah rumahmu di surga.”
- Istiqamah shalat rawatib
Ganjaran shalat sunat rawatib, atau shalat sunat yang mengiringi shalat fardhu sangat besar. Shalat ini, selain akan dijadikan sebagai alternatif amal yang akan dihisab setelah shalat fardhu, ganjaran mengerjakan sunat ini adalah rumah di surga.
Diriwayatkan dari Amar bin Aus dari Anbasah bin Abu Sufyan,. Anbasah mendengar Ummu Habibah mendengar Rasulullah besabda,” Barangsiapa yang shalat 12 rakaat sehari semalam (sunat rawatib), rumah di surganya kelak akan dibangun.” (HR Muslim).
Amal sederhana namun berpahala surga . . . .
- Menutup shaf yang renggang
Menutup shaf, termasuk satu dari sekian kesempurnaan shalat. Namun, tak sedikit dari kita yang enggan untuk memenuhi shaf yang kosong di depannya.
Padahal, seperti yang diungkap hadis riwayat Aisyah RA, Rasulullah Saw bersabda,”Barangsiapa yang menutup shaf, Allah mengangkat derajatnya dan membangun rumahnya di surga kelak.”
- Ikhlas dalam membangun masjid dan berwakaf
Membangun masjid, termasuk salah satu amalan yang mulia. Di ‘rumah’ Allah tersebutlah panji dan syiar-syiar agama ditegakkan.
Tentu, mereka yang membangun dan berkontribusi masjid dijanjikan Allah akan mendapat rumah di surga. Diriwayatkan dari Utsman bin Affan RA, Rasulullah SAW bersabda,
” Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah semata, maka Dia akan membangun rumah untuknya di surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Setidaknya dengan istiqomah melakukan amalan-amalan sunnah tersebut kita mempunyai harapan bahwa tempat tinggal kita kelak akan lebih baik daripada di dunia seperti sekarang ini. Tentu yang terpenting dalam mengerjakan amalan tersebut harus didasari keimanan, keikhlasan dan hanya mencari ridho Allah Swt semata bukan ingin dinilai dan mendapat pujian dari manusia. [ ]
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.