Selasa, 13 Februari 2018

Khasiat 7 Wasiat Rasulullah


Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari,

  عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ
النَّاسَ شَيْئًا.


Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”.

Wasiat tersebut bukan hanya untuk Abu Dzar tetapi juga untuk kita semua yang merupakan umat beliau. Semoga dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasulnya kita digolongkan menjadi orang-orang yang bertakwa. 7 wasiat Rasulullah tersebut adalah sebagai berikut

1. Mencintai orang-orang miskin dan dekat kepadanya
Di dalam Al Quran Allah SWT berfirman,
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” (QS. Al Maa’uun: 1-3).

Wasiat yang Rasulullah SAW tujukan kepada Abu Dzar ini hakikatnya adalah wasiat untuk umat Islam secara umum. Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berwasiat kepada Abu Dzar agar mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka. Orang-orang miskin yang dimaksud adalah mereka yang hidupnya tidak berkecukupan, tidak punya kepandaian untuk mencukupi kebutuhannya, dan mereka tidak mau meminta-minta kepada manusia. (Baca selengkapnya tentang
keutamaan mencintai orang miskin).

2.  Melihat orang yang di bawah bukan orang yang di atas kita
Rasulullah SAW bersabda,
"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu" (HR. Al-Bukhari no. 6490).

Dalam hadits diatas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dengan jelas menyebutkan larangan bagi seorang Muslim untuk melihat kepada orang yang di atas yaitu orang yang lebih kaya, berkedudukan tinggi, banyak harta, memiliki rumah mewah, dan lain sebagainya. Rasulullah memerintahkan  kita untuk melihat ke bawah yaitu orang yang miskin, kesusahan, kurang harga, tidak punya rumah, dan lain-lain agar kita selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah dan masih diberikan kepada kita. (Baca selengkapnya tentang
melihatlah ke bawah jangan melihat ke atas).

3. Menyambung silaturahim
Menyambung silaturahmi merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Rasulullah menyuruh umatnya untuk menyambung tali silaturahmi karena dengannya kita akan mendapatkan manfaat yang besar dan keberkahan dari Allah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagaimana sabdanya,

Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).

"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujurat: 10).
(Baca selengkapnya tentang
manfaat menyambung silaturahmi).

4. Melazimkan membaca La haula wala quwwata illa billah
قَالَ النَّبيُّ صَلَّى اللَّهُ علَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَاْ أَدُلُّكَ عَلَيْ كَلِمَةٍ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ هِيَ كَنْزُ الْجَنَّةِ تَقُوْلُ لَاْ حَوْلَ وَلَاْ قُوََّةَ إِلَّاْ بِاْلله  فَيَقُوْلُ الله : أَسْلَمَ عَبْدِيْ وَاْسْتَسْلَمَ
Nabi SAW bersabda," Maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah kalimat dari bawah Arsy yang merupakan harta simpanan surga, hendaknya kamu mengucapkan, “La Haula wa la Quwwata illa billah”, maka Allah akan berkata, “Hambaku telah selamat dan patuh” (HR. Hakim dari Abu Hurairah RA). (Baca selengkapnya tentang
manfaat membaca La haula wala quwwata illa billah).

5. Mengatakan kebenaran meskipun pahitYang benar adalah benar dan salah adalah salah. Kita harus berani mengatakan yang sebenar-benarnya, apapun yang terjadi dengan suatu keadaan jangan menutup-nutupi karena itu merupakan suatu kebohongan Sebagai salah satu contoh ketika seorang pedagang yang menjual dagangannya di sebuah pasar ia harus berani mengatakan sejujurnya barang yang dijual yaitu apabila barang itu cacat maka hendaknya ia berkata dengan sejujurnya walaupun itu menyebabkan seorang pembeli menjadi kabur. (Baca selengkapnya tentang
Katakan kebenaran meskipun pahit).

6. Tidak takut dengan celaan dalam berdakwah
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan tentang orang-orang yang menyampaikan risalah Allah, sedangkan mereka tidak takut.
"(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan". (QS. Al-Ahzaab: 39). (Baca selengkapnya
Tidak takut celaan dalam berdakwah).

7. Tidak meminta-minta  kepada manusia
Tidaklah salah seorang dari kalian yg terus meminta-minta, kecuali kelak di hari kiamat ia akan menemui Allah sementara di wajahnya tak ada sepotong daging pun. Dan telah menceritakan kepadaku Amru An Naqid telah menceritakan kepadaku Isma'il bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari saudaranya Az Zuhri dgn isnad ini, namun ia tak menyebutkan muz'ah (sepotong). [HR. Muslim No.1724].
(Baca selengkapnya tentang
Azab bagi orang yang meminta-minta).

Itulah
wasiat dari baginda Nabi besar Muhammad SAW, mari kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT, aamiin.


https://revolusiakidah.blogspot.my/2016/04/7-wasiat-rasulullah.html





























Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.