Khamis, 4 Julai 2019

Keshalehan Kuli Angkut Air dan Hasan Al Bashri

Keshalehan Kuli Angkut Air dan Hasan Al Bashri

Posted on 
  • Senin, 14 Maret 2016
  • by 
  • Unknown
  •  in 
  • Label: 

  • Keshalehan Kuli Angkut dan Hasan Al Bashri
    Alkisah diriwayatkan, Hasan Al Bashri melihat kelakuan seorang kuli pengangkut air yang tak henti-hentinya mengucapkan kalimat tahmid (Alhamdulillahirabbil 'alamin) dan Istighfar (Astaghfirulllahal adzim).

    Apapun yang tengah dikerjakan Sang kuli tersebut bibirnya seakan tak pernah berhenti mengucapkannya saat mengangkat wadah air ke bahunya bibirnya berucap kedua kalimat yang baik itu.

    Begitu pula saat memuat air, menuangkannya, memanggul wadah kosong, hingga jeda istirahat diantara pekerjaannya bibirnya senantiasa bergetar melantunkan kalimat Tahmid dan Istighfar.

    Hasan Al-Bashri sering mengamatinya dari jauh, karena merasa tertarik, ia lalu mencari tahu tentang orang tersebut dan berniat mendatangi tempatnya beristirahat. Hingga tibalah saat sang kuli beristirahat, sang Imam lantas menyongsongkan tubuhnya duduk disamping sang kuli dan bersandar di sebuah pohon.

    Rupanya kuli tadi tidak pernah melihat wajah Hasan Al Bashri dan tidak pernah bertemu langsung hanya nama besarnya saja yang sering terdengar. Maka setelah mengucapkan salam sang imam tak sabar lagi menyampaikan maksud dan tujuannya.
    • Hasan Al Bashri "Aku sering melihat engkau senantiasa berucap kata-kata tahmid dan istighfar, kalau boleh tahu sejak kapan engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?"
    • Kuli Angkut Air "Sudah lama (sambil menyeka pelu yang membasahi dahinya)"
    • Hasan Al Bashri "Kenapa engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?"
    • Kuli Angkut Air "(tarik nafas sejenak) karena kita selalu berada dalam dua keadaan, kala kita mendapatkan nikmat seperti nikmat iman, nikmat islam dan nikmat kesehatan kita harus bersyukur kepada Allah, namun kala kita berada dalam kondisi lalai, banyak melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat dan menimbulkan kemudharatan, kita harus meminta ampun kepada-Nya"
    • Hasan Al Bashri "(mengangguk-angguk tanda setuju dengan jawaban sang kuli), lalu apa faidahnya jika engkau mengucapkan dua kalimat tersebut?",
    • Kuli Angkut Air "Doa-doaku selalu dikabulkan (tersenyum penuh arti, namun sesaat kemudian alisnya turun tanda masih menyimpan kesedihan) tapi ada satu doaku yang belum Allah kabulkan"
    • Hasan Al Bashri "Bolehkah aku tahu doa apa itu" 
    • Kuli Angkut Air "Allah belum mengabulkan doaku untuk bertemu dengan ulama yang sangat aku kagumi yaitu Imam Hasan Al Bashri"
    Tertegun sejenak karena kagum Hasan Al Bashri kemudian memeluk sang kuli dan berkata "sekarang Allah telah mengabulkan doamu, Akulah Hasan Al Bashri itu" ujar Imam Hasan sembari tersenyum lebar.
    Sang kuli pun terkejut dan melepaskan pelukan sang imam dan menatap wajah dihadapannya dalam-dalam, wajah yang bersih, teduh dan memancarkan kedamaian mengapa ia tidak memperhatikan lawan bicaranya sejak semula?.

    Bukankah wajah-wajah teduh seperti inilah wajah khas ulama, dan kini di hadapannya duduk sosok imam yang telah lama dikaguminya, lantas bibirnya lanjut mengucap puji syukur karena Allah telah mengabulkan doanya Masya Allah (itu terjadi karena kehendak Allah).

    Saudaraku kisah yang berangkat dari kisah hidup Hasan Al Bashri ini mengajarkan kepada kita akan pentingnya untuk senantiasa mawas diri baik dalam niat, perkataan dan perbuatan, saat menerima rezeki sudah sepatutnya kita selalu berucap syukur, begitupun saat menyadari ada jeda waktu kita yang terlalaikan maka kalimat istighfar hendaklah tak surut bergumam di bibir ini dan membenarkannya dalam hati. Wallahualam Bishawab.

    Artikel Terkait

    Tiada ulasan:

    Catat Ulasan

    Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.