Jumat, 03 Maret 2017 16:50 WIB
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS ath-Thalaq 2-3)
Saat masalah hidup mendera, tatkala derita memuncak dan kondisi kian memberat, maka hal terbaik yang perlu dilakukan adalah berbaik sangka pada Allah.
Setelah sebelumnya telah melakukan ikhtiar dalam mengatasinya.
Dalam suatu riwayat, 'Auf bin Malik al-Asyja'i merasa menderita akibat anaknya ditawan musuh, dia menghadap Rasulullah seraya berkata, "Anakku ditawan musuh dan ibunya gelisah. Apa yang akan tuan perintahkan kepadaku?"
Rasulullah Saw bersabda, "Aku perintahkan agar engkau dan istrimu memperbanyak ucapan, Laa haula wa la quwwata illa billah (Tak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata)." Istrinya berkata, "Alangkah baiknya apa yang diperintahkan oleh Rasul kepadamu." Kedua suami istri itu pun membanyakkan bacaan tersebut. Alhasil, pada waktu musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu membawa pulang kambing musuhnya ke rumah bapaknya.
Penggalan ayat disebutkan di awal tulisan berisi tentang janji Allah berupa jalan keluar bagi orang yang bertakwa. Bahwa sesiapa yang takwa maka Allah mudahkan rezekinya dari arah yang tak disangka-sangka, tak terlintas dalam benaknya, unpredictable. Begitupula siapa yang berpegang teguh pada Tuhan serta bertawakkal, Dia akan mencukupkan keperluannya. Mengurai kesulitan yang menyusahkannya serta menyelamatkan dari segala bencana.
Begitulah kenikmatan dari mendekat kepada Allah. Sejatinya, setiap makhluk apalagi yang dekat dengan Tuhan, rezekinya terjamin. Apalagi jika ia dekat dengan Sang Maha Pemberi Rezeki. Sebagian orang menyangka, rezeki itu hanyalah sebatas kekayaan dan harta benda semata.
Tidak, makna rezeki bukan itu saja. Ibnul Jauzi kala mentadabburi ayat 2-3 surah ath-Tholaq mengingatkan : "Rizki yang diberikan Allah terkadang berupa kemudahan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan." Bahkan makna jalan keluar dalam ayat tersebut menurut Ibnu Mas'ud dapat berusaha pemahaman bahwa segala masalah yang dihadapi berasal dari Allah.
Ibnu Mas'ud ra lengkapnya mengatakan , "Jalan keluarnya ialah ia mengetahui bahwa masalah yang dihadapinya itu berasal dari Allah. Ia menyadari bahwa Allah yang memberinya. Dialah yang menahannya. Dialah yang mengujinya. Dialah yang menyehatkannya. Dan Dialah yang melindunginya."
Sehingga rezeki yang terindah sebenarnya adalah ketika kejadian dan segala episode kehidupan yang seseorang itu alami- baik senang ataupun sulit- dapat mendekatkannya kepada Allah. Intinya takwa ialah kunci kebaikan hidup dunia akhirat.
Salah satu cara mendekati Allah dalam mengarungi kehidupan ialah memperbanyak dzikir termasuk bacaan hauqolah. Bacaan yang dimaksud adalah Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Banyak manfaat dari bacaan Hauqolah di antaranya hal itu dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim yang mengatakan bahwa kalimat Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan saat menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap kepada raja dan orang yang ditakutkan, selain pengaruhnya yang efektif untuk menolak kemiskinan.
Dalam beberapa keterangan, tertera manfaat dari Hauqolah diantaranya Pertama, Simpanan di Surga. Nabi Saw bersabda, "Wahai 'Abdullah bin Qois, katakanlah 'laa hawla wa laa quwwata illa billah', karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga". Dalam hadist lain juga disebutkan, Rasulullah Saw berkata kepadaku: "Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu bacaan yang menjadi simpanan kekayaan di dalam syurga?", Maka aku menjawab: "Tentu, wahai Rasulullah". Maka beliau menjawab: "Ucapkanlah Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah."
Kedua, Penyembuh penyakit fisik maupun bathin. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan : Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah
Maka hal itu sebagai penawar baginya dari sembilan puluh sembilan penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang". Begitupula keterangan dari Tabiin
Makhul yang berkata, "Barangsiapa yang yang mengatakan: Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah maka akan lenyap dari dirinya tujuh puluh pintu petaka, yang paling rendah adalah bencana kemiskinan."
Ketiga, Salah satu pintu surga. Ini terdapat dari keterangan Rasulullah Saw, "Maukah engkau aku tunjukkan salah satu dari pintu surga? Aku berkata, 'tentu'. Beliau bersabda, ' Laa haula wala quwwata illa billah"
Keempat, Sebab Pengampunan Dosa. Rasulullah Saw bersabda: "Tidaklah seorang di atas muka bumi ini yang mengucapkan laa ilaha illallah, allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah, dan laa haula wa laa quwwata illah billlah melainkan dosa-dosanya akan diampuni meskipun melebihi banyaknya buih di lautan."
Kelima, Pertolongan Allah. Mengenai hal ini Abdullah bin Abbas pernah berkata, "Siapa yang berkata bismillah sungguh ia telah mengingat Allah, siapa yang berkata alhamdulillah sungguh ia telah bersyukur kepada Allah, siapa yang berkata Allahu Akbar maka ia telah mengagungkan Allah, siapa yang berkata Laa ilaha illAllah maka ia telah mentauhidkan Allah, dan siapa yang berkata laa haula wa laa quwwata illah billah maka sungguh ia telah berserah diri sepenuhnya, dan kalimat itu akan menjadi harta simpanan baginya di surga."
Pertolongan Allah hadir dengan rutin membaca Hauqolah juga terlihat dari riyawat kedua orang tua di atas. Begitupula, Diriwayatkan, Hubaib bin Salamah sangat senang saat menghadapi musuh atau mengepung sebuah benteng memperbanyakkan ucapan "Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah". Diceritakan, suatu hari ia mengepung sebuah benteng milik bangsa Romawi sehingga ia putus asa, lalu tentara kaum mislimin membaca zikir tersebut sambil bertakbir, akhirnya benteng tersebut hancur.
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa ucapan laa haula wala quwwata illa billah, memberikan konsekuensi "i'anah" (bantuan), oleh karena itu Rasulullah Saw memberikan contoh jika muadzzin mengucapkan "hayya 'alas shalah", maka dijawab, 'laa haula wala quwwata illa billah', jika muadzzin mengucapkan, 'hayya 'alal falah', dijawab' laa haula wala quwwata illa billah'.
Penutup
Dalam menjalani kehidupan tentu akan bertemu dengan sejumlah masalah. Masalah-masalah itu akan ringan jika kita sadar bahwa masalah tersebut dari Allah.
Serta menyadari bahwa tiada daya dan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah itu kecuali dari Allah jua. Oleh karena itu, perbaiki dan rutinkanlah membaca laa haula wa laa quwwata illa billah. Wallahua'lam. (r)
Saat masalah hidup mendera, tatkala derita memuncak dan kondisi kian memberat, maka hal terbaik yang perlu dilakukan adalah berbaik sangka pada Allah.
Setelah sebelumnya telah melakukan ikhtiar dalam mengatasinya.
Dalam suatu riwayat, 'Auf bin Malik al-Asyja'i merasa menderita akibat anaknya ditawan musuh, dia menghadap Rasulullah seraya berkata, "Anakku ditawan musuh dan ibunya gelisah. Apa yang akan tuan perintahkan kepadaku?"
Rasulullah Saw bersabda, "Aku perintahkan agar engkau dan istrimu memperbanyak ucapan, Laa haula wa la quwwata illa billah (Tak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata)." Istrinya berkata, "Alangkah baiknya apa yang diperintahkan oleh Rasul kepadamu." Kedua suami istri itu pun membanyakkan bacaan tersebut. Alhasil, pada waktu musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu membawa pulang kambing musuhnya ke rumah bapaknya.
Penggalan ayat disebutkan di awal tulisan berisi tentang janji Allah berupa jalan keluar bagi orang yang bertakwa. Bahwa sesiapa yang takwa maka Allah mudahkan rezekinya dari arah yang tak disangka-sangka, tak terlintas dalam benaknya, unpredictable. Begitupula siapa yang berpegang teguh pada Tuhan serta bertawakkal, Dia akan mencukupkan keperluannya. Mengurai kesulitan yang menyusahkannya serta menyelamatkan dari segala bencana.
Begitulah kenikmatan dari mendekat kepada Allah. Sejatinya, setiap makhluk apalagi yang dekat dengan Tuhan, rezekinya terjamin. Apalagi jika ia dekat dengan Sang Maha Pemberi Rezeki. Sebagian orang menyangka, rezeki itu hanyalah sebatas kekayaan dan harta benda semata.
Tidak, makna rezeki bukan itu saja. Ibnul Jauzi kala mentadabburi ayat 2-3 surah ath-Tholaq mengingatkan : "Rizki yang diberikan Allah terkadang berupa kemudahan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan." Bahkan makna jalan keluar dalam ayat tersebut menurut Ibnu Mas'ud dapat berusaha pemahaman bahwa segala masalah yang dihadapi berasal dari Allah.
Ibnu Mas'ud ra lengkapnya mengatakan , "Jalan keluarnya ialah ia mengetahui bahwa masalah yang dihadapinya itu berasal dari Allah. Ia menyadari bahwa Allah yang memberinya. Dialah yang menahannya. Dialah yang mengujinya. Dialah yang menyehatkannya. Dan Dialah yang melindunginya."
Sehingga rezeki yang terindah sebenarnya adalah ketika kejadian dan segala episode kehidupan yang seseorang itu alami- baik senang ataupun sulit- dapat mendekatkannya kepada Allah. Intinya takwa ialah kunci kebaikan hidup dunia akhirat.
Salah satu cara mendekati Allah dalam mengarungi kehidupan ialah memperbanyak dzikir termasuk bacaan hauqolah. Bacaan yang dimaksud adalah Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Banyak manfaat dari bacaan Hauqolah di antaranya hal itu dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim yang mengatakan bahwa kalimat Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan saat menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap kepada raja dan orang yang ditakutkan, selain pengaruhnya yang efektif untuk menolak kemiskinan.
Dalam beberapa keterangan, tertera manfaat dari Hauqolah diantaranya Pertama, Simpanan di Surga. Nabi Saw bersabda, "Wahai 'Abdullah bin Qois, katakanlah 'laa hawla wa laa quwwata illa billah', karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga". Dalam hadist lain juga disebutkan, Rasulullah Saw berkata kepadaku: "Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu bacaan yang menjadi simpanan kekayaan di dalam syurga?", Maka aku menjawab: "Tentu, wahai Rasulullah". Maka beliau menjawab: "Ucapkanlah Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah."
Kedua, Penyembuh penyakit fisik maupun bathin. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan : Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah
Maka hal itu sebagai penawar baginya dari sembilan puluh sembilan penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang". Begitupula keterangan dari Tabiin
Makhul yang berkata, "Barangsiapa yang yang mengatakan: Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah maka akan lenyap dari dirinya tujuh puluh pintu petaka, yang paling rendah adalah bencana kemiskinan."
Ketiga, Salah satu pintu surga. Ini terdapat dari keterangan Rasulullah Saw, "Maukah engkau aku tunjukkan salah satu dari pintu surga? Aku berkata, 'tentu'. Beliau bersabda, ' Laa haula wala quwwata illa billah"
Keempat, Sebab Pengampunan Dosa. Rasulullah Saw bersabda: "Tidaklah seorang di atas muka bumi ini yang mengucapkan laa ilaha illallah, allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah, dan laa haula wa laa quwwata illah billlah melainkan dosa-dosanya akan diampuni meskipun melebihi banyaknya buih di lautan."
Kelima, Pertolongan Allah. Mengenai hal ini Abdullah bin Abbas pernah berkata, "Siapa yang berkata bismillah sungguh ia telah mengingat Allah, siapa yang berkata alhamdulillah sungguh ia telah bersyukur kepada Allah, siapa yang berkata Allahu Akbar maka ia telah mengagungkan Allah, siapa yang berkata Laa ilaha illAllah maka ia telah mentauhidkan Allah, dan siapa yang berkata laa haula wa laa quwwata illah billah maka sungguh ia telah berserah diri sepenuhnya, dan kalimat itu akan menjadi harta simpanan baginya di surga."
Pertolongan Allah hadir dengan rutin membaca Hauqolah juga terlihat dari riyawat kedua orang tua di atas. Begitupula, Diriwayatkan, Hubaib bin Salamah sangat senang saat menghadapi musuh atau mengepung sebuah benteng memperbanyakkan ucapan "Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah". Diceritakan, suatu hari ia mengepung sebuah benteng milik bangsa Romawi sehingga ia putus asa, lalu tentara kaum mislimin membaca zikir tersebut sambil bertakbir, akhirnya benteng tersebut hancur.
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa ucapan laa haula wala quwwata illa billah, memberikan konsekuensi "i'anah" (bantuan), oleh karena itu Rasulullah Saw memberikan contoh jika muadzzin mengucapkan "hayya 'alas shalah", maka dijawab, 'laa haula wala quwwata illa billah', jika muadzzin mengucapkan, 'hayya 'alal falah', dijawab' laa haula wala quwwata illa billah'.
Penutup
Dalam menjalani kehidupan tentu akan bertemu dengan sejumlah masalah. Masalah-masalah itu akan ringan jika kita sadar bahwa masalah tersebut dari Allah.
Serta menyadari bahwa tiada daya dan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah itu kecuali dari Allah jua. Oleh karena itu, perbaiki dan rutinkanlah membaca laa haula wa laa quwwata illa billah. Wallahua'lam. (r)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.