Selasa, 14 Mei 2019

Keutamaan Membaca Sholawat

27 Januari, 2009

Keutamaan Membaca Sholawat

1. Apakah pengertian Sholawat ?
Sholawat menurut arti bahasa adalah :‘' DO‘A‘'

Menurut istilah adalah:
• Sholawat Alloh SWT kepada Rosululloh SAW berupa Rohmat dan Kemuliaan( Rahmat Tadhim )
• Sholawat dari malaikat yang kepada Nabi SAW berupa permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW sedangkan selain Nabi berupa permohonan rahmat dan ampunan
• Sholawat orang–orang yang beriman ( manusia dan jin ) ialah permohonan rohmat dan kemuliaan kepada Allah SWT. untuk Nabi SAW, seperti :
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD

2. Sebutkan dasar membaca Sholawat !
Dasar membaca Sholawat kepada Nabi SAW adalah :
Firman Alloh SWT dalam surat Al Ahzab ayat. 56:
Artinya: ‘‘ sesungguhnya Allah beserta para malaikatnya senantiasa bersholawat untuk Nabi SAW. Hai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan padanya (Nabi SAW.).

3. Bagaimana hukumnya membaca ? jelaskan !
Mengenai hukum membaca Sholawat, ada beberapa pendapat dari Ulama ada yang Wajib Bil Ijmal, wajib satu kali semasa hidup, adapula yang berpendapat Sunnah .pendapat yang paling masyhur adalah Sunnah mu'akkad akan tetapi membaca Sholawat pada akhir Tasyahhud akhir dari sholat adalah Wajib, oleh karena itu sudah menjadi rukunnya sholat.

4. Kita Di samping mempersatukan pendapat para ulama tentang kedudukan hukumnya membaca Sholawat diatas yang lebih penting adalah menyadari dengan konsekwen bahwa membaca Sholawat kepada Nabi SAW merupakan kewajiban Moral dan keharusan budi nurani tiap–tiap manusia lebih–lebih kita kaum mu'minin, apa sebabnya!
karena disebabkan :
- Kita diperintah membaca Sholawat seperti ayat di atas.
- kita semua berhutang budi kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak terhitung
-. Banyak dan besarnya , dhohiron wa batinan Syafa'atan wa Haqiqotan.
Faedah dan manfa'at membaca Sholawat kembali kepada yang membaca sendiri, keluarganya, masyarakat dan makhluk lain ikut merasakannya bacaan Sholawat tersebut.

5. Apa tujuan membaca sholawat dan bagaimana adabnya ?
Tujuan dari membaca Sholawat adalah Ikraman, tadhiman wa Mahabbah kepada Nabi SAW. Didalam membaca Sholawat kita harus memperhatikan adab– adab dalam membaca Sholawat tersebut.

Adapun adab–adab dalam membaca Sholawat antara lain :
• Niat ikhlas beribadah kepada Alloh SWT tanpa pamrih.
• Tadhim dan mahabbah kepada Rosululloh SAW.
• Hatinya HUDHLUR kepada Alloh SWT dan ISTIHDLOR ( merasa berada di hadapan Rosululloh SAW)
• TAWADDU' ( merendahkan diri ), merasa butuh sekali kepada pertolongan Alloh SWT, butuh sekali Syafa‘at Rosululloh SAW.

Adab tersebut merealisasi sabda Rosululloh SAW, sbb :
Artinya ‘‘ Ketika kamu sekalian membaca Sholawat kepada KU maka bagusilah bacaan Sholawat mu itu . sesungguhnya kamu sekalian tidak mengerti sekirannya hal tersebut diperlihatkan kepadaKU ‘‘

6.Apakah Manfa'at dan faedah membaca Sholawat?
Manfa'at dan faedah membaca Sholawat antara lain :
• Membaca Sholawat satu kali, di balas Alloh SWT rohmat dan maghfiroh sepuluh kali, membaca sepuluh kali dibalas 100 X dan seratus kali membaca Sholawat dicatat dan dijamin bebas dari munafik dan bebas dari neraka, disamping digolongkan dengan para Syuhada.
bersabda :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku 10x, maka Alloh SWT membalas Sholawat kepadanya 100x, dan barang siapa membaca Sholawat kepadaku 100x, maka Alloh SWT menulis pada antara kedua matanya; "bebas dari munafiq dan bebas dari neraka ", dan Alloh SWT menempatkan besok pada Yaumul Qiyamah bersama-sama dengan para Syuhada”.

• Sebagai amal kebagusan, penghapusan keburukan dan sebagai pengangkat derajat si pembaca Sholawat.
. Rosululloh SAW bersabda
''Ya benar, telah datang kepada-ku seorang pendatang dari Tuhan-Ku kemudian berkata : barang siapa diantara ummat-mu membaca Sholawat kepada-mu satu kali, maka sebab bacaan Sholawat tadi Alloh SWT menuliskan baginya 10 kebaikan, dan mengangkat derajatnya 10 tingkatan, dan.Alloh SWT membalas sholawat kepadanya sepadan dengan sholawat yang ia baca ".

7. Manusia yang paling banyak membaca Sholawat , dialah yang paling utama disisi Rosululloh SAW dan yang paling dekat dengan Beliau besok di hari qiyamat Rosululloh SAW bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling utama disisi-ku pada hari Qiyamah adalah mereka yang paling banyak bacaan Sholawatnya kepada-Ku"
ROSULULLOH SAW BERSABDA :
'Yang paling banyak diantara kamu sekalian bacaan sholawatnya kepada-Ku, dialah paling dekat dengan Aku besok di hari Qiyamat. (DARI KITAB SA'ADATUD DAROINI HAL : 58).

8. Sholawat berfungsi Istighfar dan memperoleh jaminan maghfiroh dari Alloh SWT.
ROSULULLOH SAW BERSABDA :
"Bacalah kamu sekalian sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kepada-Ku itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian dan barang siapa membaca Sholawat kepada-ku satu kali, Alloh SWT membalas kepadanya sepuluh kali (RIWAYAT IBNU ABI 'ASHIM DARI ANAS bin' MALIK)

9. Sholawat merupakan pengawal do‘a dan memperoleh keridhoan serta pembersih amal–amal kita.
ROSULULLOH SAW BERSABDA
'Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu merupakan pengawal bagi do'a kamu sekalian dan memperoleh keridloan Tuhan-mu, dan merupakan pembersih amal-amal kamu sekalian (RIWAYAT DAELAMI DARI SAYYIDINA 'ALI KAROMALLOOHU WAJHAH).

• Merupakan kunci pembuka hijabnya doa hamba kepada Alloh SWT dan menjadi jaminan terkabul nya semua do‘a.
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
"Segala macam doa itu terhijab~ (terhalangltertutup), sehingga permulaannya berupa pujian kepada Alloh 'Azza wa Jalla dan sholawat kepada Nabi SAW kemudian berdo'a, maka do'anya itu diijabahi". (RIWAYAT IMAM NASAI).

• Orang yang membaca Sholawat 100 X setiap hari, akan di kabulkan 100 macam, hajat oleh Alloh SWT, yang 70 macam untuk kepentingan akhirat dan yang 30 macam untuk kepentingan di dunia
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
"Barang siapa membaca Sholawat kepada-KU tiap hari 100 kali, maka Alloh SWT mendatangkan 100 macam hajatnya, yang 70 macam untuk kepentingannya di akhirot, dan yang 30 macam untuk kepentingannya di dunia " * (DIKELUARKAN OLEH IBNU MUNDIR DARI JABIR).

• Orang yang membaca Sholawat 1000 X setiap hari, tidak akan mati sehingga dia melihat tempatnya di sorga.

ROSULULLOH SAW BERSABDA:
'Barang siapa membaca Sholawat kepada-Ku tiap hari seribu kali, dia tidak akan mati sehingga dia melihat ,tempatnya di surga". (DARI ANAS bin MALIK).

• Orang yang menulis Sholawat dimohonkan ampunan oleh para Malaikat
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
"Barang siapa yang menulis sholawat kepada-Ku di dalam suatu kitab, maka Malaikat tidak henti-hentinya memohonkan ampun baginya selagi namaKU masih berada di dalam Kitab itu".

• Bacaan Sholawat menjadi NUR pada hari Qiamat
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
" Hiasilah ruangan tempat pertemuanmu, dengan bacaan Sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu menladi 'NUR" dihari Qyamat” (DIRIWAYATKAN DARI ANAS bin MALIK)

• Bacaan Sholawat dapat untuk mencuci hati ( operasi mental ).
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
'Segala sesuatu itu ada alat . pencuci dan pembasuh. Adapun alat pencuci hati seorang mu'min dan pembasuhnya dari kotoran yang sudah melekat sudah berkarat itu dengan membaca Sholawat kepada-Ku -.(SA'AADA TUD DAROINI HAL : 511).

• Sholawat akan melancarkan semua usaha dan menghilangkan semua kesulitan hidup yang dihadapi.
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
Barang siapa yang merasa sulit/ sukar menempuh sesuatu, maka sesungguhnya Sholawat itu akan membuka kesulitan dan menghilangkan kesusahan". (H.R. THOBRONI DARI ABI HUROIROH RAJ.

10. Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat
Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat antara lain :

• Dia tidak akan melihat wajah Rosulullah SAW
Sabda rosulullooh Saw :
" Tidak akan bisa melihat wajah-Ku tiga macam orang. satu, orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, nomor dua, orang yang meninggalkan (tidak mengerjakan) Sunnah-ku, dan tiga, orang yang tidak-membaca Sholawat kepada-Ku ketika (mendengar) Aku disebut di dekatnya (HADITS MARFU' DARI AISYAH RA).

• Tidak sempurna agamanya.
Sabda rosulullooh Saw :
'Barang siapa tidak mau membaca Sholawat kepada-Ku, maka tidak dianggap sempurna agamanya ". (RlWAYAT IBNU HAMDAN DARI IBNU MAS'UDI).

• Dia termasuk sebakhil–bakhil manusia.
Sabda rosulullooh Saw
"Barang siapa (mendengar) Aku disebut di dekatnya dan tidak membaca Sholawat kepada-Ku, maka dia itulah sebakhil-bakhil manusia" (RIWAYAT IBNU ABI ASHIM DARI ABI DZARRIN AL-GHIFFARI).

• Dia bukan golongan Rosululloh SAW.
Sabda rosulullooh Saw
"Barang siapa (mendengar) Aku disebut, didekatnya dan tidak membaca Sholawat kepadaKu, maka dia bukan dari golongan-Ku dan Akupun bukan dari golongan dia. Kemudian Rosululloh SAW melanjutkan sabdanya (dalam bentuk doa : Yaa Alloh, pertemukanlah orang yang suka berhubungan dengan Aku. dan putuskanlah (hubungan) orang yang tidak mau berhubungan dengan Aku (DIRIWAYATKAN DARI ANAS bin MALIK).

11. Jelaskan Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat !
Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat siang ataupun malam diterima langsung oleh Rosululloh SAW sendiri.
“Perbanyaklah membaca Sholawat kepada-Ku pada tiap hari Jum'at, maka sesungguhnya bacaan Sholawat ummat-Ku pada tiap hari Jumat itu diperlihatkan kepada-Ku “(Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad Hasan dari Abi Umamah)

12. Bagaiman pandangan para ulama mengenai sholawat ?
Banyak pandangan–pandangan dan pendapat para ulama mengenai Sholawat. ada yang di angkat dari qoidah–qoidah agamis dan ada pula yang berdasarkan atas keyakinan dan pengaruh zaman Dzauqiyah dan hasil–hasil dari mukasyafah antara lain :
a. Bacaan Sholawat adalah jalan kesurga kata Abu Huroiroh RA.:
“Membaca Sholawat kepada Nabi SAW adalah jalan menuju ke sorga ".
b. Memperbanyak bacaan Sholawat suatu tanda golongan / ahli sunnah kata Sayyidina 'Ali Zainul 'Abidin bin Husain bin 'Ali bin Abi Tholib Rodliyallohu anhum :
“Tanda-tanda ahli Sunnah ialah memperbanyak bacaan Sholawat kepada Nabi Sholialloohu 'alaihi wa Sallam ".
c. Jalan yang paling dekat kepada Alloh SWT pada akhir zaman.
Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh SWT pada akhir Zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa, adalah memperbanyak istighfar dan membaca Sholawat kepada Nabi SAW".(Dari Kitab Sa`aadatud Daroini).
d. Untuk menjernihkan hati dan Marifat Billah.
"Sesungguhnya membaca Sholawat kepada Nabi SAW itu (dapat) menerangi hati dan mewushulkan tanpa guru kepada Alloh SWT Dzat yang Maha Mengetahui segala perkara Ghaib ".. (Sa'aadatud Daroini Hal : 36).
f. Sholawat dapat mewusulkan tanpa guru.
“Secara keseluruhan, membaca Sholawat kepada Nabi SAW itu (dapat) mewushulkan kepada Alloh SWT tanpa guru. Oleh karena sesungguhnya Guru dan Sanad di dalam Sholawat itu adalah Shoohibush Sholawat (Ya'ni Rosululloh SAW), oleh karena Sholawat itu diperlihatkan kepada Beliau SAW dan Alloh SWT membalas (memberi) Sholawat kepada si Pembaca Sholawat. Berbeda dengan lainnya Sholawat dari bermacam-macam dzikir itu (harus) ada guru (mursyid) yang arif Billah. Kalau tidak, maka syetan akan masuk ke dalam amalan dzikir itu dan orang yang dzikir tidak dapat memperoleh manfaat daripada dzikirnya". (Juga disebutkan dalam Saaadatud Daroini hal : 90).
g. Sholawat diterima secara mutlak oleh Alloh SWT.
Kata Syekh Showi dalam Tafsir showinya :
'Dan sesungguhnya para Ulama' sudah sependapat bahwa sesungguhnya bermacam-macam amal itu ada yang diterima dan ada yang ditolak terkecuali Sholawat kepada Nabi SAW. Maka sesungguhnya Sholawat kepada Nabi SAW itu "Maqbuulatun Qothl'an "(pasti diterima) ". (Taqriibul Ushul Hal : 5 7).
f. Menambah rasa cinta kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW.
“Berkata AI-Allamah Syamsuddin bin Qoyyim dalam Kitabnya Jalaail afham : sesungguhnya Sholawat itu menjadi sebab langsungnya rasa cinta kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW & dapat meningkat berlipat-lipat rasa cintanya. Cinta yang demikian itu menjadi ikatan daripada beberapa ikatannya iman, dimana iman itu tidak bisa sempurna kecuali dengannya -.
g. Tercetaknya pribadi Rosululloh SAW dalam hati orang yang membaca Sholawat.
Setengah dari pada faedah membaca Sholawat yang paling besar adalah tercetaknya Shuroh Rosululloh SAW di dalam hati si pembaca Sholawat (Sa'aadatud Daroini Hal : 106).
h. Orang yang ahli Sholawat ketika sakaratul maut dirawuhi oleh Beliau SAW.
"Barang siapa keadaan hidupnya memperbanyak Sholawat kepada Rosululloh SAW, maka ia berhasil mendapat kebahagiaan yang besar sekali, karena ketika sakarotul Maut Rosululloh SAW hadir di hadapannya (Sa'aadatud Daroini Ha : 516).
i. Mudah mimpi ketemu Rosulullooh saw.
"Sesungguhnya memperbanyak Sholawat dengan mernakai redaksi yang mana saja berfaedah bisa bermimpi ketemu Rosululloh SAW, dan apabila berhasil dengan sungguh-sungguh memperbanyak serta membiasakan/ melanggengkan, maka pembaca Sholawat itu meningkat bisa melihat Rosululloh SAW dalam keadaan jaga ".
Asy Syekh Al-'Arif Billah K.H. Abdoel Majid Ma'roef berkata antara lain
''Membaca sholawat adalah termasuk ibadah sunnah yang paling mudah. Artinya tidak ada syarat-syarat tertentu seperti pada ibadah-ibadah sunnah lainnya. Dan diberi bermacam-macam kebaikan yang tidak diberikan didalam ibadah-ibadah sunah lainnya seperti membaca Qur'an , dzikir, sholat sunnah dan lainnya. Yaitu membaca sholawat spontan menerima Syafa'at dari membaca sholawat itu sendiri. Disamping itu membaca Sholawat sudah mengandung dzikir, istighfar dan mengandung Do'a Li-Qodloil hajat. ini bukan berarti dengan membaca sholawat, tidak usah yang lain-lain bukan berarti begitu tapi kita harus ‘‘YUKTI KULLAA DZI HAQQIN HAQQAH''.dengan mengisi di segala bidang .”

13. Segalah macam Sholawat mempunyai kedudukan yang sama tetapi satu dengan yang lain mempunyai fadlilah yang berbeda – beda, apa sebabnya !
Segalah macam Sholawat mempunyai kedudukan yang sama tetapi satu dengan yang lain mempunyai fadlilah yang berbeda – beda, ini di sebabkan adanya beberapa faktor yang berpengaruh terhadap fadlilah Sholawat yaitu disamping dari Alloh SWT dan Syafaat Rosululloh SAW, fadlilahnya ada hubungannya dengan :
• Kondisi Muallif Sholawat terutama kondisi batiniyah
• Susunan Redaksi Sholawat
• Situasi dan kondisi masyarakat ketika Sholawat itu di ta‘lif
• Tujuan Sholawat itu di ta‘lif
• Situasi dan kondisi si pembaca Sholawat.
• Adab lahir dan batin ketika membaca Sholawat.
14. Macam macam Sholawat dapat di golongkan menjadi 2 golongan yaitu Sholawat Ma‘tsuroh Sholawat Ghoiru Matsuroh. Jelaskan !
a. Sholawat Ma‘tsuroh : Sholawat yang redaksinya langsung dari Alloh SWT misalnya Sholawat Ibrohimiyah, yaitu seperti dalam bacaan Tasyahhud akhir Sholawat tersebut tidak ada kalimat SAYYIDINAnya. Ini menunjukkan akan keluhuran budi Nabi SAW, selalu sederhana dan tawaddu,yang harus di tiru oleh para umat , adapun kita sering membaca kalimat Sayyidina itu ditambahkan dari para sahabat seperti Abu Bakar ash Shidiq, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib , sebagai pernyataan penghormatan , ikroman wa mahabbatan.maka untuk menghormati keluhuran nabi SAW disunnahkan ditambah sayyidina.
firman Alloh SWT :
janganlah kamu sekalian memanggil / menyebut pada Rosul seperti halnya engkau memanggil / menyebut diantara kamu sekalian".

Sabda Rosululloh SAW : .
''Saya sayyid (pemimpinnya) anak cucu Adam tidak Saya tonjol-tonjolkan (sombong) dan saya permulaannya orang yang dibangunkan dari kubur, dan Saya permulaannya orang yang memberi Syafa'at (pertolongan), dan permulaannya orang-orang yang mendapat syafa'atNYA, ditangan saya benderanya pujian & dibawah bendera itu Nabi Adam AS beserta anak cucunya".
b. Sholawat Ghoiru Matsuroh : Sholawat ghoiro ma'tsuroh yaitu: yaitu sholawat yang disusun oleh selain nabi SWT yaitu : yaitu oleh para sahabat, tabi'in, auliya, para ulama' dan umumnya orang islam. Misalnya: Shollawat nariyah, munjiyat, badawi, bardah dan masih banyak lagi.
15. Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian sebutkan !.
Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian yaitu :
• Nama sholawat yang disesuaikan dengan maksud Do'a yang terkandung didalamnya . misalnya : Sholawat Nariyyah.
• nama sholawat disesuaikan dengan nama muallifnya. Misalnya: sholawat badawi (Disusun oleh imam badawi), sholawat masyisiyah (disusun oleh syekh abdul salam Bin Masysyi Ghouts Fii Zamanihi).
16. Ada berapa macam redaksi sholawat ? sebutkan !
Ada berapa macam redaksi sholawat yaitu :
a. Sholawat yang berbentuk permohonan kepada Allah SWT seperti :
ALLOHUMMA SHOLLI 'AALA SAYYIDINAA MUHAMMAD
b. Sholawat yang langsung dihaturkan kepada beliau nabi muhammad SAW misalnya :
ASSHOLAATU WASSALAAMU 'ALAIKA WA 'ALAA ALIKA YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
c. Sholawat yang redaksinya hanya merupakan kalam khobar :
SHOLLALLOHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.

17. Bagaiman Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW
Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW adalah :
• Kisah Nabi Adam AS membaca Sholawat kepada Rosululloh SAW.
Diceritakan dalm Hadits (Sa'aadatud Daroini hal;88).
Ketika Alloh SWT 'azza,waJalla telah menciptakan Nabi Adam AS nenek moyang kita dan setelah membukakan penglihatan matanya, maka memandanglah Nabi Adam AS pada 'ARSY dan melihat tulisan 'MUHAMMAD' diatas 'PENDOP0'-NYA'ARSY, maka maturlah kepada Alloh,-: Duhai Tuhanku, adakah orang yang lebih mulya disampingMU selain aku".Jawab Alloh SWT: "Benar, Yaitu nama seorang Nabi dari keturunan-mu yang lebih mulya disamping-MU dari pada engkau.Dan jika tidak karena Dia, AKU tidak menciptakan langit, bumi,surga dan neraka"
Setelah Alloh menciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS, maka Nabi Adam AS mengarahkan pandangannya keatas dan terlihatlah olehnya "satu makhIuq" yang lain dari padanya seorang wanita cantik jelita yang karenanya Alloh SWT memberikan rasa syahwat kepada Nabi Adam AS. Dan ketika itu maturlah Nabi Adam AS kepada Alloh SWT :
Maturnya : Muhai Tuhanku, siapakah gerangan itu ?
Jawab Alloh : 'Itu Hawa".
Nabi Adam AS: "Kawinkanlah aku Yaa Alloh dengan dia".
Alloh SWT : "Beranikah engkau membayar maskawinnya ?"
Nabi Adam AS: "Berapakah maskawinnya ?
Alloh SWT :"Supaya engkau membaca Sholawat kepada yang mempunyai nama (Muhammad SAW), 10 kali".
Nabi Adam AS: "JIka kulakukan itu apakah Tuhan telah mengawinkan dia dengan aku?"
Alloh SWT : "Benar demikian".
Kemudian Nabi Adam AS membaca Sholawat sepuluh kali kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Maka bacaan Sholawat sepuluh kali itu sebagai maskawinnya Ibu Hawa.

KISAH NABI MUSA MEMBACA SHOLAWAT KEPADA ROSULULLOH SAW.
Dikisahkan di dalam Kitab "Syifa'ul Asqom", Syekh Al Hafidz Abi Nuaem menceriterakan bahwa menurut hadits ada diceriterakan wahyu Alloh SWT kepada Nabi Musa AS sebagai berikut :
Firman : Alloh *"Wahai Musa, apakah-engkau ingin AKU ' lebih dekat kepadamu dari dekatnya kalammu terhadap lisanmu, supaya AKU lebih dekat kepadamu daripada dekatnya pandangan matamu terhadap matamu dan supaya AKU lebih dekat kepadamu daripada dekatnya rohmu terhadap badanmu. ?
Jawab Nabi Musa AS : "benar duhai Tuhanku''.
Firman Alloh : "Perbanyak membaca Sholawat kepada Muhammad Nabi-KU''
Firman Allah:Sesungguhnya Allah dan MalaikatNya bersholawat pada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bacalah sholawat dan salam pada Nabi saw dengan sesungguhnya. (al ahzab: 56)
Attaimi meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:Bacalah sholawat untukku, maka bacaan sholawatmu untukku itu menjadi penebus dosamu dan kesucian untuk dirimu, maka siapa membaca sholawat untukku satu kali, Allah bersholawat padanya sepuluh kali (ya’ni rahmat Allah akan turun padanya sepuluh kali lipat)
Rasulullah saw bersabda:Telah datang kepadaku utusan Tuhanku dan memberitaku: Siapa yang membaca sholawat untukmu dari umatmu satu kali, maka Allah akan mencatat untuknya sepuluh hasanat dan menghapus dari padanya sepuluh dosa dan dinaikkan sepuluh derajat dan dijawab atasnya sesuai dengan sholawatnya (HR Ahmad)

Siapa yang membaca sholawat untukku satu kali, Allah bersholawat untukknya sepuluh kali dan siapa yang membaca sholawat untukku sepuluh kali, Allah bersholawat untuknya seratus kali dan siapa yang bersholawat untukku seratus kali maka Allah menulis diantara kedua matanya kebebasan dari nifaq dan kebebasan dari neraka dan ditempatkan pada hari kiamat bersama orang-orang yang mati syahid (HR Atthabarani)
Perbanyaklah membaca sholawat untukku karena sholawatmu padaku itu menyebabkan pengampunan dosa-dosamu dan mintalah pada Allah untukku derajat wasilah, maka sesungguhnya wasilahku dihadapan Tuhan itu akan berupa syafa’at bagi kamu (HR Ibn Asaakir)

Ubay bin Ka’ab ra berkata:Biasa Nabi saw jika bangun pada akhir malam berseru: Hai manusia ingatlah (berdzikirlah) pada Allah, kini telah tiba yang menggetarkan diikuti oleh berikutnya, telah tiba maut dengan segala serta mertanya telah datang maut dengan segala tanggungjawabnya (perhitungannya).
Ubay berkata: Ya Rasulallah saya banyak membaca sholawat untukmu, maka berapa bagian yang harus saya gunakan untuk membaca sholawat untukmu?Jawab Nabi saw : sesukamuUbay berkata : seperempatJawab Nabi saw: sesukamu dan bila anda menambah dari itu maka akan lebih baik bagimuUbay berkata: separuhJawab Nabi saw: sesukamu dan bila anda menambah maka akan lebih baik untukmuUbay berkata : Jika sedemikian maka dua pertiga dari semua waktu aku gunakan untuk bersholawat padamu?Jawab Nabi saw: sesukamu dan bila anda menambah maka akan lebih baik bagimuUbay berkata : Jika sedemikian maka semua waktuku akan saya gunakan untuk bersholawat padamuJawab Nabi saw: Jika anda berbuat sedemikian akan dicukupi semua kerisauan hatimu dan akan diampunkan semua dosa-dosamu (HR Attirmidzi)
Atthabarani meriwayatkan, Nabi saw bersabda:Siapa yang mendengar namaku disebut lalu ia tidak membaca sholawat untukku maka ia akan salah jalan menuju surga (akan tersesat dari jalan surga)
Ibn Abi Aashim berkata, Nabi saw bersabda:Sukakah saya beritahukan kepadamu orang yang amat bakhil (kikir)? Jawab sahabat :Baiklah ya Rasulallah. Maka sabda Nabi saw: orang yang mendengar namaku disebut orang didepannya lalu ia tidak membaca sholawat untukku, maka itu manusia yang sangat bakhil
Abu Bakar ra berkata:Membaca sholawat pada Rasulullah saw lebih kuat untuk menghapus dosa dari pada air terhadap api dan mengucapkan salam pada Rasulullah saw lebih afdhal dari memerdekakan budak dan cinta pada Rasulullah saw lebih afdhal dari pada mengorbankan jiwa dan dari pada memukul dengan pedang fisabilillah (Annumairi dan Ibn Basykual)
Atthabarani berkata:Siapa yang membaca “jazallahu anna muhammadan shalallahu alaihi wasalama bima huwa ahluhu” (semoga Allah membalas Nabi Muhammad saw sesuai dengan kedudukannya) maka akan melelehkan tujuh puluh malaikat seribu hari
Nabi saw bersabda:Tiga macam orang yang akan mendapat naungan Allah azza wajjalla pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Allah.Maka ditanya: Siapakah mereka itu ya Rasulallah?Jawab Nabi saw: Siapa yang meringankan kesukaran seorang dari umatku dan siapa yang menghidupkan sunahku dan siapa yang banyak membaca sholawat padaku (untukku)
Nabi saw bersabda:Siapa yang membaca sholawat atasku dalam sebuah kitab, maka selalu malaikat memintakan ampun baginya selama namaku masih tercantum dalam kitab itu
Attaimi meriwayatkan dari Zainul Abidin berkata:Tanda bahwa orang itu termasuk ahlussunnah bila ia banyak membaca sholawat terhadap Rasullullah saw
Ibnul Jauzi dalam kitab ’salwatul ahzaan’ menyebut: bahwa nabi Adam as ketika ingin mendekati siti Hawwa (ya’ni bersetubuh) maka siti Hawwa minta seri kawin, lalu Adam as berdoa: Ya Rabbi apakah yang harus aku berikan padanya? Jawab Tuhan: Ya Adam bacalah sholawat untuk kekasihku Muhammad saw dua puluh kali. Maka dilaksanakan oleh Adam as
Ka’bul ahbaar berkata: Allah telah mewahyukan pada Nabi Musa as: Hai Musa sauakah engkau tidak merasakan haus pada hari kiamat? Jawab Musa: Ya. Maka firman Allah: Banyak-banyaklah membaca sholawat untuk Muhammad saw
Diriwayatkan ada seorang pendurhaka di Bani Israil, ketika ia mati dilempar oleh orang-orang karena sangat durhakanya, tiba-tiba Allah menurunkan wahyu kepada nabi Musa as: Mandikanlah dan sembahyangkanlah orang mati itu, karena Aku telah mengampunkan padanya. Nabi Musa bertanya: Karena apakah Tuhan ia mendapat pengampunanMu? JawabNya: Pada suatu hari ketika ia membaca taurat mememui nama Muhammad lalu ia membaca sholawat pada Muhammad saw maka diampunkan karena itu
Dalam kitab ’syaraful musthafa’ ada keterangan Abu Said berkata:Pada suatu malam ketika siti Aisyah menjahit diwaktu sahur, tiba-tiba hilang jarumnya sedang lampu mati, kemudian datang Nabi saw dan teranglah tempat itu dengan sinar Nabi saw sehingga mendapatkan kembali jarum,maka berkata Aisyah ra: Alangkah terangnya wajahmu ya Rasulullah,maka sabda Nabi saw: Celakalah orang yang tidak dapat melihat padaku.Siti Aisyah bertanya: Siapakah yang tidak melihat wajahmu?Jawab Nabi saw: Orang bakhilSiti Aisyah berkata: siapakah yang bakhil itu?Jawab Nabi saw: ialah orang yang tidak membaca sholawat jika mendengar namaku disebut orang
Dalam kitab ‘Alhilyah’ Abu Naiem meriwayatkan:Ada seorang berjalan didepan Nabi saw dengan membawa rusa yang baru didapat dari memburu, tiba-tiba rusa itu berkata: Ya Rasulullah sesungguhnya aku mempunyai beberapa anak yang masih menetek dan mereka kini lapar, karena itu suruhlah orang ini melepaskan aku untuk meneteki anak-anakku, kemudian aku kembali. Nabi saw bertanya: jika anda tidak kembali bagaimana? Jawab rusa: jika aku tidak kembali maka Allah akan mengutuk padaku bagaikan orang yang mendengar namamu disebut padanya tiba-tiba ia tidak membaca sholawat padamu. Lalu Nabi saw menyuruh orang itu: lepaskan rusamu ini dan aku yang menjamin akan kembalinya rusamu ini. Kemudian pergilah rusa itu, kemudian ia kembali. Maka turunlah malaikat Jibril as dan berkata: Ya Muhammad, Allah menyampaikan salam padamu dan berfirman: Demi kemulyaan dan kebesaranKu, sungguh Aku lebih kasih pada umatmu lebih dari rahmat rusa itu terhadap anak-anaknya dan Aku akan mengembalikan mereka padamu sebagaimana kembalinya rusa itu kepadamu.

Alhafidh asysyaraji berkata:semua dzikir tidak diterima kecuali dengan khusyu’ dan hadir hati kecuali sholawat Nabi saw, maka akan diterima meskipun tanpa khusyu’ dan hudhurul qalbi. Karena itu kata Abul Hasan Albakri seharusnya seorang jangan kurang membaca sholawat tiap hari dari lima ratus kali. Abu Thalib Almakki berkata dalam kitab ‘qutul qulub’: jangan kurang dari tiga ratus membaca sholawat tiap hari.
Memperbanyak membaca sholawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad saw benar-benar dianjurkan.Alhamdulillah yang menjadikan kita umat Muhammad saw
ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD ALLAHUMMA SHOLLI ALAIHI WASALLIM
Fadilah (keutamaan) bershalawat atas nabi sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran bahwa Allah Swt. dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi Muhammad Saw., seperti terlihat dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi... ." (QS.33:56).

Penggalan ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. melimpahkan rahmat bagi Nabi Muhammad Saw. dan para malaikat memintakan ampunan bagi Nabi Muhammad Saw. Karena itu, pada lanjutan ayat tersebut, Allah Swt. menyuruh orang-orang mukmin supaya bershalawat dan memberi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.: "...Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
Untuk mengetahui keutamaan apakah yang diperoleh orang-orang yang bershalawat, baiklah kita perhatikan maksud-maksud hadis yang di bawah lni.
Bersabda Nabi Saw.
Artinya: "Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).
Artinya: "Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
Artinya: "Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
Artinya: "Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
Artinya: "Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).

Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"

Dalam kitab yang sama (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di dalamnya ter-cakup :
1.Pembaharuan iman kepada Allah.
2.Pembaharuan iman kepada Rasul.
3.Pengagungan terhadap Rasul.
4.Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
5.Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
6.Dzikrullah.
7.Menyebut orang-orang yang shalih.
8.Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
9.Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
10.Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah
Masih banyak keutamaan-keutamaan bagi orang-orang yang melakukan atau membaca shalawat atas Nabi. Namun penyusun hanya menukil beberapa hadis dan qawl (perkataan) ulama.

Adapun faedah atau manfaat bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. sebagaimana dijelaskan hadis-hadis di atas terdapat sembilan belas perkara, yakni:
Memperoleh curahan rahmat dan kebajikan dari pada Allah Swt.;
Menghasilkan kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan kejahatan;
Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, apabila kita membacanya 100 Kali;
Menjauhkan kerugian, penyesalan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih;
Mendekatkan diri kepada Allah;
Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak;
Menghasilkan syafa'at;
Memperoleh penyertaan dari Malaikat rahmah;
Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi; Seseorang yang bershashalawat dan bersalam kepada Nabi, shalawat dan salamnya itu disampaikan kepada Nabi;
Membuka kesempatan berbicara dengan Nabi Saw.;
Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan meluaskan rezeki;
Melapangkan dada. Apabila seseorang membaca shalawat 100 kali, maka Allah akan melapangkan dadanya dan memberikan penerangan yang sinar seminarnya ke dalam hatinya;
Menghapuskan dosa. Apabila seseorang membaca dengan tetap tiga kali setiap hari, maka Allah akan menghapuskan dosanya;
Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah;
Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Apabila seseorang bershalawat di hari Jumat, maka Tuhan akan memberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda;
Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah.
Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah;
Melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan di hari mahsyar;
Memenuhi satu hak Nabi, atau menunaikan suatu tugas ibadat yang diwajibkan atas kita Apabila sese-orang tidak bershalawat, berartilah ia enggan memenuhi suatu haq Nabi yang wajib ia penuhi;
Cara Sholawat dan Salam Untuk Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallamAllah sollallohu ‘alaihi wa sallam berfirman:“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)Jadi yang utama adalah dengan menggandengkan sholawat dan salam bersama-sama, dengan harapan agar doanya dapat dikabulkan oleh Allah sollallohu ‘alaihi wa sallam Inilah bentuk sholawat dan salam untuk beliau sollallohu ‘alaihi wa sallam Dari Abi Muhammad bin ‘Ajrah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami, lalu saya berkata: “Wahai Rasulullah! Kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bersholawat untukmu?” Maka beliau bersabda: “Katakanlah: “Ya Allah! Berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkaulah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafqun ‘Alaihi]Dan dari Abi Hamid As-Sa’id -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Mereka bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kami bersholawat untukmu? Beliau menjawab: “Katakanlah : “Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim. Berkatilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafaqun ‘Alaihi]Kedua hadits ini menunjukkan bentuk sholawat yang sempurna untuk Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.Keutamaan Sholawat dan Salam Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallamDari Umar -Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian mendengar orang yang adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan dan bersholawatlah untukku karena barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, kemudian mintalah wasilah (kedudukan mulia di surga) untukku, karena ia adalah suatu kedudukan di surga yang tidak pantas diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan semoga akulah hamba itu, maka barangsiapa yang memohon untukku wasilah maka ia berhak mendapatkan syafa’at.” [H.R. Muslim]Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.” [H.R. Thabarani]Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” [H.R. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga]Dan dari Abdurrahman bin ‘Auf -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Saya telah mendatangi nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika ia sedang sujud dan memperpanjang sujudnya. Beliau bersabda:“Saya telah didatangi Jibril, ia berkata: “Barangsiapa yang bersholawat untukmu, maka saya akan bersholawat untuknya dan barangsiapa yang memberi salam untukmu maka saya akan memberi salam untuknya, maka sayapun bersujud karena bersyukur kepada Allah.” [H.R. Hakim, Ahmad dan Jahadhmiy]Ya’qub bin Zaid bin Tholhah At-Taimiy berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah datang kepadaku (malaikat) dari Tuhanku dan berkata: “Tidaklah seorang hamba yang bersholawat untukmu sekali kecuali Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” Maka seseorang menuju kepadanya dan bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah saya jadikan seperdua doaku untukmu?” Beliau menjawab: “Jika anda mau”. Lalu bertanya: “Apakah saya jadikan sepertiga doaku?” Beliau bersabda: “Jika anda mau” Ia bertanya: “Kalau saya jadikan seluruh doaku?” Beliau bersabda: “Jika demikian maka cukuplah Allah sebagai motivasi dunia dan akhiratmu.” [H.R. Al-Jahdhami, Al-Albani berkata: “Hadits Mursal dengan Isnad yang Shohih]Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling menyampaikan salam kepadaku dari umatku.” [H.R. Nasa’i dan Hakim]Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, diampuni sepuluh dosa-dosanya dan diangkat baginya sepuluh derajat.” [H.R. Ahmad dan Bukhari, Nasa’i dan Hakim dan ditashih oleh Al-Albani]Hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud: “Manusia yang paling utama di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan berkata: “Hasan ghorib dan H.R. Ibnu Hibban]Dari Jabir bin Abdullah berkata: “Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ketika mendengarkan adzan membaca: “Ya Allah! Tuhan pemilik adzan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah dan bangkitkanlah ia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan untuknya.” Maka ia berhak mendapatkan syafa’at pada hari kiamat.” [H.R. Bukhari dalam shohihnya]Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi.Dari Abu Huraerah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Celakalah seseorang yang jika namaku disebut di sisinya ia tidak bersholawat untukku, celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian keluar sebelum ia diampuni, celakalah seseorang, kedua orang tuanya telah tua tetapi keduanya tidak memasukkannya ke dalam surga.” Abdurrahman salah seorang perawi hadits dan Abdurrahman bin Ishak berkata: “Saya kira ia berkata: “Atau salah seorang di antara keduanya” [H.R. Tirmidzi dan Bazzar]Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]Dari Ibnu Abbas, Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang lupa mengucapkan sholawat untukku maka ia telah menyalahi jalan surga.” [Telah ditashih oleh Al-Albani]Dari Abu Hurairah, Abul Qosim bersabda: “Suatu kaum yang duduk pada suatu majelis lalu mereka bubar sebelum dzikir kepada Allah dan bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka Allah akan menimpakan kebatilan atas mereka, bila Ia menghendaki maka mereka akan disiksa dan bila Ia menghendaki maka mereka akan diampuni.” [H.R. Tirmidzi dan mentahsinnya serta Abu Daud]Diriwayatkan oleh Abu Isa Tirmidzi dari sebagian ulama berkata: “Jika seseorang bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam sekali dalam suatu majelis, maka itu sudah memadai dalam majelis tersebut.”

Faedah dan Buah Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:Ibnul Qoyyim menyebutkan 39 manfaat sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala 2. Mendapatkan sepuluh sholawat dari Allah bagi yang membaca sholawat satu kali. 3. Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kejahatan. 4. Diangkat baginya sepuluh derajat. 5. Kemungkinan doanya terkabul bila ia mendahuluinya dengan sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta alam. 6. Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu ‘alaihi wa sallam bila diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa diiringi olehnya. 7. Penyebab mendapatkan pengampunan dosa. 8. Dicukupi oleh Allah apa yang diinginkannya. 9. Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat. 10. Menyebabkan Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk orang yang bersholawat. 11. Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab sholawat dan salam orang yang bersholawat untuknya. 12. Mengharumkan majelis dan agar ia tidak kembali kepada keluarganya dalam keadaan menyesal pada hari kiamat. 13. Menghilangkan kefakiran. 14. Menghapus predikat “kikir” dari seorang hamba jika ia bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika namanya disebut. 15. Orang yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik dari Allah di antara penghuni langit dan bumi, karena orang yang bersholawat, memohon kepada Allah agar memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka balasan untuknya sama dengan yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa yang diperoleh oleh rasul-Nya. 16. Akan mendapatkan berkah pada dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya, karena orang yang bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan permohonannya. 17. Nama orang yang bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda Rasul: “Sesungguhnya sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.” Sabda beliau yang lain: “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam. 18. Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam: “Saya melihat seorang di antara umatku merangkak di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu sholawatnya untukku datang dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R. Abu Musa Al-Madiniy] 19. Akan senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat ganda. Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya, karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala kebaikan-kebaikannya yang melahirkan cinta, maka cintanya itu akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan akan menguasai seluruh hatinya. Tetapi bila ia menolak mengingat dan menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya. Tidak ada yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya cinta itu tergantung kadar cintanya di dalam hati, dan keadaan lahir menunjukkan hal itu. 20. Akan mendapatkan petunjuk dan hati yang hidup. Semakin banyak ia bersholawat dan menyebut nabi, maka cintanyapun semakin bergemuruh di dalam hatinya sehingga tidak ada lagi di dalam hatinya penolakan terhadap perintah-perintahnya, tidak ada lagi keraguan terhadap apa-apa yang dibawanya, bahkan hal tersebut telah tertulis di dalam hatinya, menerima petunjuk, kemenangan dan berbagai jenis ilmu darinya. Ulama-ulama yang mengetahui dan mengikuti sunnah dan jalan hidup beliau, setiap pengetahuan mereka bertambah tentang apa yang beliau bawa, maka bertambah pula cinta dan pengetahuan mereka tentang hakekat sholawat yang diinginkan untuknya dari Allah.
Mengucapkan “Sayyidina”
Kata-kata “sayyidina” atau ”tuan” atau “yang mulia” seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:
الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ
“Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada Beliau).” (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).

Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:
عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223).Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani:“Kata sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan ‘Adam di dunia dan akhirat”. (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang masa.Lalu bagaimana dengan “hadits” yang menjelaskan larangan mengucapkan sayyidina di dalam shalat?
لَا تُسَيِّدُونِي فِي الصَّلَاةِ
“Janganlah kalian mengucapakan sayyidina kepadaku di dalam shalat”Ungkapan ini memang diklaim oleh sebagian golongan sebagai hadits Nabi SAW. Sehingga mereka mengatakan bahwa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dhalalah, bid’ah yang tidak baik.Akan tetapi ungkapan ini masih diragukan kebenarannya. Sebab secara gramatika bahasa Arab, susunan kata-katanya ada yang tidak singkron. Dalam bahasa Arab tidak dikatakan سَادَ- يَسِيْدُ , akan tetapi سَادَ -يَسُوْدُ , Sehingga tidak bisa dikatakan لَاتُسَيِّدُوْنِي Oleh karena itu, jika ungkapan itu disebut hadits, maka tergolong hadits maudhu’. Yakni hadits palsu, bukan sabda Nabi, karena tidak mungkin Nabi SAW keliru dalam menyusun kata-kata Arab. Konsekuensinya, hadits itu tidak bisa dijadikan dalil untuk melarang mengucapkan sayyidina dalam shalat?Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sayyidina ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan. Demikian pula ketika membaca tasyahud di dalam shalat.
Kata-kata “sayyidina” atau ”tuan” atau “yang mulia” seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:
الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ
“Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada Beliau).” (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:
عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223).Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani:“Kata sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan ‘Adam di dunia dan akhirat”. (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang masa.Lalu bagaimana dengan “hadits” yang menjelaskan larangan mengucapkan sayyidina di dalam shalat?
لَا تُسَيِّدُونِي فِي الصَّلَاةِ
“Janganlah kalian mengucapakan sayyidina kepadaku di dalam shalat”Ungkapan ini memang diklaim oleh sebagian golongan sebagai hadits Nabi SAW. Sehingga mereka mengatakan bahwa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dhalalah, bid’ah yang tidak baik.Akan tetapi ungkapan ini masih diragukan kebenarannya. Sebab secara gramatika bahasa Arab, susunan kata-katanya ada yang tidak singkron. Dalam bahasa Arab tidak dikatakan سَادَ- يَسِيْدُ , akan tetapi سَادَ -يَسُوْدُ , Sehingga tidak bisa dikatakan لَاتُسَيِّدُوْنِي Oleh karena itu, jika ungkapan itu disebut hadits, maka tergolong hadits maudhu’. Yakni hadits palsu, bukan sabda Nabi, karena tidak mungkin Nabi SAW keliru dalam menyusun kata-kata Arab. Konsekuensinya, hadits itu tidak bisa dijadikan dalil untuk melarang mengucapkan sayyidina dalam shalat?
lafadz sayyidina pada tasyahud dalam sholat fardhu boleh, ini bertujuan hanya untuk penghormatan/adab kepada Nabi besar Muhammad Sholallahu Alaihi Wasallam.Membaca doa² didalam tasyahud akhir sebelum salam adalah boleh dan ini sunah,seperti bacaan Allohummagfirlii maa qoddamtu..dstDisyariatkan bagi seorang mukmin untuk berdo'a ketika shalatnya di saat yang disunnahkan untuk berdo'a, baik ketika shalat fardhu maupun shalat sunnah. Adapun saat berdo'a katika shalat adalah tatkala sujud, duduk di antara dua sujud dan akhir salat setelah tasyahud dan shalawat atas Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sebelum salam. Sebagaimana telah disebutkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau berdo'a ketika duduk di antara dua sujud untuk memohon ampunan. Telah diriwayatkan pula bahwa beliau berdo'a ketika duduk di antara dua sujud. Allahummagfirlii, warhamnii, wahdinii, wajburnii, warjuqnii, wa'aafinii.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sayyidina ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan. Demikian pula ketika membaca tasyahud di dalam shalat.Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 seperti wahabi mengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahaman mereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya dan menggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai yg tak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian.Ingat para pemimpin wahabi sudah memalsukan dan hadits dan kitab para ulama seperti Hadits-hadits mengenai dibolehkannya mengucapkan sayyidina : Diriwayatkan dalam Tafsir Imam Qurtubi bahwa orang orang kafir datang dan memuji muji Rasul saw dengan ucapan : "engkau adalah SAYYIDINA, pemimpin kami dan kebanggaan kami dlsb, mereka terus memuji muji Rasul saw hingga subuh, tidak lain dengan tujuan agar Rasul saw mau menghentikan dakwahnya. (Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal 299), (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 130). Kita bisa melihat bahwa ucapan Batil mereka itu adalah karena Kebodohan mereka, karena sebagaimana Ibn Hibban dalam shahihnya menukil hadits yg anda sebutkan itu yaitu "Engkau adalah pempimpin kami dan putera pemimpin kami, (ANTA SAYYIDINA WA IBN SAYYIDINA) maka dikatakan oleh Abu Hatim bahwa Rasul saw melarang / mengingkari pujian itu karena orang itu mengatakan bahwa engkau adalah putera pemimpin kami, dan Rasul saw tidak setuju kalau ayah beliau Abdullah diakui sebagai pemimpin muslimin. (Shahih Ibn Hibban hadits no.6240 Juz 14 hal 133) Jelaslah bahwa Rasul saw tidak senang kalau ayahnya disebut "pemimpin kami", karena orang yahudi dan nasrani akan menuduh bahwa beliau adalah Rasul putera Rasul, padahal ayah beliau bukanlah Rasul, sebagaimana orang itu menyamakan Rasul saw dengan ayahnya dengan ucapan : "engkau adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami", maka ucapan orang itu dirisaukan akan menjadikan dilema bahwa ayah Rasul saw adalah rasul pula. Padahal ayah beliau adalah orang mulia dan suci dengan agama Ibrahim as namun bukanlah nabi apalagi rasul. Dan pula hadits yg mereka katakan itu dijelaskan maknanya bahwa Rasul saw melarang mereka bicara memaniskan lidah, memuji yg bukan dari hati mereka, namun sekedar bumbu pujian yg tak dilandasi niat yg suci, (Tashhiifaat Muhadditsin Juz 1 hal 214). karena pujian itu diucapkan orang kafir pada beliau saw, bagaimana mereka mengatakan ENGKAU ADALAH TUAN KAMI padahal mereka tidak beriman kepada beliau saw hingga Rasul saw menegurnya. Lalu saya akan tuturkan bahwa ucapan SAYYIDINA itu boleh diucapkan pada siapa saja, bahkan diantara para sahabatpun mereka menggunakannya, sebagaimana Umar ra berkata kepada Abubakar ra : Anta Sayyiduna wa Khairuna", yg artinya : "engkau adalah tuan kami dan yg terbaik dari kami" (Shahih Bukhari hadits no.3467) Umar ra mengatakan SAYYIDINA kepada Abubakar ra dan Bilal (Shahih Bukhari hadits no.3544). Kita bisa melihat Tafsir Imam Qurtubi, awal kitabnya pun menggunakan kalimat SAYYIDINA MUHAMMAD (Tafsir Imam Qurtubi hal 1 juz 1) dan kitab kitab tafsir lainnya : Imam Attabari pada tafsirnya (Juz 11 hal 178), Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya (Juz 4 hal 576) Imam Assuyuthiy dalam Tafsirnya Aljalalain (Juz 1 hal 3), Imam Syafii dalam kitabnya Ahkaamul qur'an (Juz 2 hal 197) yg juga mengucapkan SAYYIDINA MUHAMMAD. Dan Rasulullah saw sendiri memperbolehkan orang mengatakan pada tuannya dengan ucapan SAYYIDY (tuanku) sebagaimana hadits beliau saw agar seorang budak jangan sesekali memanggil tuannya dengan ucapan Rabbiy (pemilikku), tapi ucapkanlah SAYYIDY MAULAAY (Shahih Bukhari hadits no.2414 dan Shahih Muslim hadits no.2249) maka bila seorang budak disarankan oleh Rasul saw untuk memanggil tuannya dengan ucapan SAYYIDIY MAULAY (tuanku dan junjunganku) maka terlebih lagi seorang ummat kepada Nabinya??, karena kedudukan seorang Nabi jauh lebih mulia dari sekedar seorang tuan, dan Allah swt yg telah berfirman : "DAN NABIY ITU LEBIH UTAMA DARI SEGENAP KAUM MUKMININ DARI DIRI MEREKA" (QS Al Ahzab 6). Bahkan Rasulullah saw sendiri yg menamakan dirinya SAYYID, sebagaimana diriwayatkan ketika beliau sedang dihadapan hidangan lalu beliau bersabda : "ANA SAYYIDUNNAAS YAUMALQIYAAMAH (akulah pemimpin seluruh manusia dihari kiamat), tahukah kalian mengapa?, kelak Allah akan mengumpulkan seluruh manusia yg terdahulu hingga yg terakhir dalam suatu padang luas, hingga matahari didekatkan, hingga manusia mencapai puncak kebingungan, ketakutan, kerisauan yg tak lagi mampu mereka hadapi, maka mereka saling berkata satu sama lain : adakah kita mencari yg dapat menolong kita?, maka sebagian mereka berkata untuk mengunjungi Adam as, maka merekapun berduyun duyun kepada Adam as seraya berkata : Wahai Adam.. engkaulah Ayah dari seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tangannya (manusia pertama yg tak muncul dari ayah dan ibu), dan Dia menghembuskan padamu Ruh, dan memerintahkan para malaikat bersujud padamu?, maka tolonglah kami dihadapan tuhan kami, lihatlah keadaan kami, maka berkatalah Adam as : Allah sangat murka saat ini yg belum pernah Dia Murka seperti ini dan tak akan pernah lagi Murka yg seperti ini, dan Dia telah melarangku dari makan buah di pohon dan aku memakannya, ah.. diriku.. diriku.. nafsiy..nafsiy...., (demikian hadits ini sedemikian panjang hingga kepada Nuh as, Ibrahim as lalu Musa as, lalu Isa as dengan jawaban yg sama lalu akhir hadits) : "..lalu mereka mendatangi aku, mereka berkata : Wahai Muhammad saw engkau adalah Nabi dan Rasul yg terakhir, dan Allah telah mengampuni dosamu yg terdahulu dan yg akan datang maka tolonglah kami, maka tolonglah kami dihadapan tuhan kami, lihatlah keadaan kami, maka aku mendatangi dan datang kebawah Arsy, maka aku menyungkur sujud pada Tuhanku, lalu aku diilhami Allah pujian atas Nya yg belum pernah kuketahui orang sebelumku, maka dikatakan padaku : "WAHAI MUHAMMAD ANGKATLAH KEPALAMU, MINTALAH NISCAYA KUBERI, BERI SYAFAATLAH KARENA ENGKAU TELAH KUBERI HAK SYAFAAT", maka aku berkata : "Wahai Allah ummatku..ummatku.." demikian hingga akhir hadits. (shahih Muslim hadits no.194) dan masih banyak hadits hadits shahih yg menjelaskan bahwa beliau bersabda : "aku adalah pemimpin keturunan Adam, aku adalah Pemimpin manusia dihari kiamat dengan riwayat riwayat sbgbr : (shahih Muslim hadits no.2278) (shahih Bukhari hadits no.3160) (shahih Bukhari hadits no.4435) (shahih Ibn Hibban hadits no.6465) (shahih Ibn Hibban hadits no.6478) DLL

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.